About Us
Saya membangun ini karena pernah ngerasain capeknya jadi solopreneur.
Buat yang masih belum tau, “solopreneur” berarti orang yang membangun dari awal dan menjalankan operasional bisnis sendirian. Ga nunggu punya partner, ga nunggu punya investor.
Literally, mulai sendiri.
Dari mulai riset, build product, bikin strategi dan plan, buat materi promosi, branding, digital marketing, buat sistem untuk bisnis, bikin website, bikin konten untuk organik dan iklan, pitching ke calon klien, membuat invoice, mem-follow up invoice, men-deliver product, mencari feedback, meng-iterasi produk… ini belum ngebahas tentang urusan finance, admin, dan perpajakan.
Saya pernah ada di posisi kamu.
Mau membangun bisnis digital sendiri, eh malah tenggelam dalam kerumitan teknis.
Untuk jual satu produk digital saja, saya harus riset panjang: platform LMS mana yang paling sesuai, tools apa yang bisa terima pembayaran lokal (QRIS, e-wallet, Virtual Account bank lokal), bagaimana cara bikin storefront, dan bagaimana cara mengatur flow untuk customer. Belum lagi memikirkan CRM (Customer Relationship Management).
Semua serba terpisah-pisah, seperti belum ada one-stop-solution yang harganya sesuai kebutuhan, dan bisa ada personalisasi seperti punya website sendiri.
Akhirnya saya menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan biaya ekstra untuk langganan berbagai SaaS platforms — hanya untuk bisa “berjualan”.
Pernah juga mencoba platform luar seperti Podia. UI-nya oke, harganya relatif lebih murah dibanding kompetitor sejenis (seperti Kajabi, Thinkific, dll), tapi tetap tidak mendukung pembayaran lokal seperti QRIS, GoPay, atau Virtual Account bank lokal.
Sebagai solopreneur di Indonesia, saya sempat merasa sendirian dan bingung harus reach out ke siapa.
Sampai akhirnya saya memutuskan untuk membangun sistem sendiri: menggabungkan website + LMS + payment lewat platform lokal.
Susah, tapi bisa.
Butuh banyak uang untuk langganan semua platform, tapi bisa.
Butuh banyak waktu untuk atur operasional dari semua platform, tapi bisa.
Eh.. suatu hari, platform yang saya gunakan untuk servis payment mengalami masalah dan uang hasil jualan saya berbulan-bulan tidak bisa dicairkan. Bisa dibayangkan, sebagai solopreneur (atau semua jenis pengusaha lainnya), yang namanya cashflow itu no. 1.
Pengeluaran operasional bisnis jalan terus setiap bulannya, namun hasil jualan saya tidak bisa ditarik dari platform tersebut.
Akhirnya tentu saya harus nombok menggunakan tabungan sendiri untuk bisa bayar ini-itu.
Jika kamu WNI, kamu tau sendiri bagaimana perlindungan konsumen berlaku di negara ini. Saya ga bisa lapor kemana-mana karena ga ada lembaga yang jelas bisa membantu juga.
Sebagai solopreneur, kamu literally harus hadapi semua sendirian.
Pengalaman itu menyadarkan saya:
💡 Indonesia butuh platform yang sederhana, aman, terjangkau, dan benar-benar mendukung solopreneurs lokal.
Saya ingin membangun sesuatu yang bisa bantu kamu fokus ke hal paling penting: menciptakan produk yang bagus, melayani klien, dan membesarkan bisnismu.
Tanpa harus jadi engineer, tanpa harus pusing tools yang terlalu teknis.
Saya percaya:
Kamu bisa mulai bisnis sendiri, tanpa partner, tanpa investor.
Produk dan jasa digital bisa jadi sumber penghasilan yang sustainable.
Dan jadi solopreneur tidak perlu terasa sepi, ribet, atau mahal.
Saya ingin kamu merasa didukung. Itulah alasan saya membangun ini.